Minggu, 29 Juli 2012

Khalifah Bani Umayyah I - Damaskus

PENDAHULUAN

Khilafah Bani Umayyah merupakan khilafah pertama dalam sejarah islam yang memakai system kerajaan yang diwariskan secara turun – temurun kepada anak cucunya, tanpa pemilihan secara demokratis atau semacam monarki absolute.

Masa kekhalifahan Bani Umayyah berumur 90 tahun, yaitu dimulai pada masa kekuasaan muawiyah. Dimana pemerintahan bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun), yaitu setelah Hasan bin Ali menyerahkan jabatan kekhalifahan kepada muawiyah dalam rangka mendamaikan kaum muslimin yang pada saat itu sedang dilanda fitnah.


Muawiyah bin Abi Sufyan, pendiri khalifah Bani Umayyah yang berkuasa pada saat itu memerintahkan kepada seluruh rakyat untuk tunduk setia kepada anaknya, yazid bin Muawiyah, yang telah di angkat sebagai putra mahkota.

Dengan demikian, Muawiyah bin Abi Sufyan telah berhasil meletakkan sendi-sendi pemerintahan bani Umayyah. Dan selama masa pemerintahan Bani Umayyah telah berkuasa 14 orang khalifah.

Pembentukan Kekhalifahan Bani Umayyah

Sepeninggal khalifah Ali bin Abi Thalib (656-661) sebagian masyarakat islam di Arabia, Irak, dan Iran, memilih dan mengangkat Hasan bin ali sebagai Khalifah. Sebagian lain mengangkat Muawiyah. Hasan adalah seseorang yang cinta damai. Maka ketika dilihatnya kaum muslimin terus terpecah belah, beliau kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada muawiyah.

Pada tahun 661 M (41 H) terjadilah perpindahan kekuasaan dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abi Sufyan. Akan tetapi dengan amat bijaksana dia berkata : “ Saya tidak tahan menyaksikan kalian terbunuh karena perebutan kekuasaan . inti kekuatan bangsa arab sekarang ada di tanganku. Mereka akan rela damai jika aku ingin damai dan mereka bersedia perang kalau harus berperang. Akan tetapi aku tidak menginginkan peperangan, karena aku ingin perdamaian.”

Serah terima jabatan itu berlangsung di kota Kufah, sebuah kota pelabuhan yang makmur di teluk Persia. Peristiwa itu kemudian dikenal dalam sejarah islam dengan istilah ‘Amul Jama’ah’. Dengan demikian, Muawiyah telah sah menjadi khalifah sekaligus mendirikan pemerintahan daulah Bani Umayyah sebagai dinasti islam pertama yang berkuasa.

Suksesi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan kepada seluruh rakyat untuk tunduk setia kepada anaknya, yazid bin Muawiyah, Ia bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun dia memberikan interpretasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya “khalifah Allah” dalam pengertian ‘penguasa’ yang dangkat oleh Allah. Ekspansi yang terhenti pada masa khalifah usman dan ali kemudian dilanjutkan kembali oleh dinasti ini.

Karena Muawiyah dianggap tidak menta’ati isi perjanjiannya dengan Hasan bin Ali ketika dia naik tahta, yang menyebutkan bahwa persoalan pergantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kepada pemilihan umat islam. Deklarasi pengangkatan anaknya sebagai putra mahkota menyebabkan munculnya gerakan oposisi dikalangan rakyat yang mengakibatkan munculnya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan. Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh terkemuka di Madinah tidak mau manyatakan setia kepadanya. Yazid kemudian mengirim surat kepada gubernur Madinah, memintanya untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya. Dengan cara ini semua orang terpaksa tunduk, kecuali Husein bin Ali dan Abdullah bin Zubair.

Bersamaan dengan itu kaum syi’ah malakukan konsilidasi (penggabungan) kekuatan kembali. perlawanan terhadap Bani Umayyah dimulai oleh Husein pada tahun 680 M. ia berangkat dari Mekkah ke Kuffah atas tipu daya golongan syi’ah yang ada di Iraq. umat islam di daerah ini tidak mengakui Yazid, mereka menghasut dan mengangkat Husein sebagai khalifah dalam pertempuran yang tidak seimbang di Karballa, sebuah daerah di dekat kuffah. Tentara dan seluruh keluarga Husein kalah dan Husein sendiri terbunuh.

Perlawanan orang – orang syi’ah tidak padam dengan sebab terbunuhnya Husein. Gerakan yang dipelopori oleh kaum syi’ah bahkan menjadi lebih keras, lebih gigih dan tersebar luas. Gerakan ini baru dapat di hancurkan pada masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan. Keberhasilan memberantas gerakan-gerakan itulah yang membuat orientasi pemerintahan Dinasti ini dapat di arahkan kepada pengamanan daerah-daerah kekuasaan di wilayah timur (meliputi kota disekitar Asia Tengah) dan wilayah Afrika bagian utara, bahkan membuka jalan untuk menaklukkan Spanyol (Andalus). Hubungan pemerintah dengan golongan oposisi membaik pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720 M). ketika dinobatkan menjadi khalifah, dia menyatakan akan memperbaiki dan meningkatkan negri yang berada dalam wilayah islam lebih baik dari pada menambah perluasannya. Ini berari prioritas utama adalah pembangunan dalam negeri. Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, dia berhasil menyadarkan kaum syi’ah.

Sepeningal Umar bin abdul Aziz kekuasaan Bani Umayyah berada di bawah khalifah Yazid bin Abd Malik (720-724 M). sayang, penguasa yang satu ini sangat gandrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Zaman ini berubah menjadi kacau sehingga masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid bin Abd Malik. Kerusuhan terus berlanjut hingga masa kekhalifahan Hisyam bin Abdul Malik. Bahkan pada masa itu muncul kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golongan Mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius. Sebenarnya Hisyam bin Abdul Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan terampil. Akan tetapi karena gerakan oposisi terlalu kuat khalifah tidak mampu mematahkannya.

Sepeniggal Hisyam, khalifah Bani Umayyah yang muncul bukanya hanya lemah tapi bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan oposisi, akhirnya pada tahun 750 M Daulah Bani Umayyah berhasil digulingkan Bani Abbas yang bersekutu dengan abu Muslim Al-Khurasani, Marwan bin M.Al-himar , khalifah terakhir Bani Umayyah, melarikan diri ke Mesir ditangkap dan dibunuh disana.

Para khalifah dalam dinasti Bani Umayyah :
1. Muawiyah : 41 H
2. Yazid I : 60 H
3. Muawiyah II : 64 H
4. Marwan : 64 H
5. Abu Malik bin Marwan : 65 H
6. Walid in Abdul Malik : 86 H
7. sulaiman bin Walid : 96 H
8. Umar bin Abdul Aziz : 99 H
9. Yazid II : 101 H
10. Hisyam : 105 H
11. Walid II : 125 H
12. Yazid III : 126 H
13. Ibrahim : 127 H
14. Marwan bin Ibrahim : 127 H

Kemajuan yang Dicapai Bani Umayyah

Berbagi kemajuan yang dicapai diantaranya:
Ø pembentukan secretariat Negara/ dewan hakim
Ø menggunakan Bahsa Arab dan system romawi dalam urusan administrasi
Ø system perhubungan pos ditingkatkan
Ø pembangunan gol. kapal
Ø mendirikan pusat keilmuan di Damaskus yang disebut Marbat
Ø menerjemahkan buku dari bahasa latin ke bahasa arab
Ø pengembangan ilmu agama seperti Fiqh, Tafsir, Aqidah, dll.

Pada masa Bani Umayyah banyak kemajuan yang dicapai kaum muslimin baik dalam bidang kekuasaan, polotik, militer, maupun social budaya.

Pada zaman muawiyah Tunisia dapat ditaklukkan, disebelah timur, Muawiyah dapat menguasai daerah khurasan sampai ke sungai oxus dan afganistan sampai ke Kabul.Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, konstantinopel.Muawiyah berusaha menguasai bizantium karena 3 faktor:
1. Bizantium sebagai basis Kristen ortodok yang dapat membahayakan umat islam.
2. orang Bizantium sering mengadakan perampokan terhadap wilayah islam.
3. Bizantium merupakan wilayah yang kaya.

Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd Al-Malik. Dia mengirim tentara menyeberangi sungai oxus dan dapat berhasil menundukkan Balk, Bukhara, Khawarizm, Ferghana, dan samarkand.Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat menguasai bulukhistan, sind dan daerah Punjab sampai ke maltan.

Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Walid bin Abdul Malik. Zaman ini adalah masa kemakmuran dan kebahgiaan yang dirasakan umat islam pada saat itu. Masa pemerintahannya berjalan kurang lebih 10 tahun, tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju Barat Daya, Benua eropa yaitu pada tahun 711 M. setelah Aljazair dan Maroko ditundukka, Thariq bin Ziyad, pemimpin pasukan islam, dengan pasukannya Ia menyebrangi selat memisahkan antara maroko(magrib) dengan Benua Eropa dan mendarat disuatu tempat yaitu Jabal Thariq yang dikenal dengan nama Gibraltur.

Tentara Spanyol dapat dikalahkan, dengan demikian Spanyol menjadi Ekspansi selanjutnya. Ibu kota spanyol, kordova dengan cepat dapat dikuasai, menyusul setalah itu kota-kota lain sperti sevi’e, Elvira, dan toledu yang dijadikan ibu kota spanyol yang baru setalah jatuhnya kordova. Pasukan islam memperoleh kmenengan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa.

Di zaman Umar bin Abdul Aziz, serangan dilakukan ke Prancis melalui pegunungan pirance. Serangan ini dipimpin oleh Abdurrahman bin Adillah al-Ghafiqi, ia mulai dengan menyerang Bordeau, poitiers. Dari sana ia mencoba menyerang Tours. Namun dalam peperangan yang terjadi diluar kota tour, al-Ghafiqi terbunuh, tentaranya kembali mundur ke spanyol. Disamping daerah-daerah tersebut di atas pulau-pulau yang terdapat di laut tengah (mediterania) juga jatuh ke tangan islam pada masa Bani Umayyah ini.

Dengan keberhasilan ekspansi baik di timur maupun di barat, wilayah kekuasaan islam masa Bani Umayyah betul-betul sangat luas. Daerah tersebut meliputi spanyol, afrika Utara, Palestina, jazirah arab, irak, sebagian Asia kecil, Persia, afganistan, sekarang disebut Pakistan, purkmenesia, Uzbek, dan Kirgis di asia tengah.

Disamping ekspansi kekuasaan islam, Bani Umayyah juga berjasa dalam pembangunan diberbagai bidang. Muawiyah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya disepanjang jalan. Dia juga berusha menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak uang. Pada masanya jabatan khusus soerang qadhi (hakim) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri. Qadhi adalah seoarng spesialis di bidangnya. Abdullah Al-malik mengubah mata uang Bizantium dan Persia didaerah-daerah yang dikuasai islam. Untuk itu dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan tulisan bahasa arab.

Khalifah abdul Malik juga berhasil melakukan pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahsa arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan islam. Keberhasilan Abdul Malik diikuti oleh putranya Al-Malik bin and Abd al-malik (705-715 M), seorang yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan. Dia membangun panti-panti untuk orang cacat. Semua personil yang terlibat dalam kegiatan yang humanis ini digaji oleh Negara secra tetap. Dia juga membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung pemerintahan dan mesjid-mesjid yang megah. Meskipun keberhasilan banyak dicapai daulah ini, namun tidak berarti bahwa politik dalam negeri dapat dianggap stabil.

Dari segi politik, daulah Bani Umayyah membentuk organisasi dan kesekretariatan:
a. organisasi politik (An-nidham As-siyasi)
b. organisasi keuangan (An-nidham Al-Maaly)
c. organisasi tata usaha Negara (An-Nidham Al-idary)
d. organisasi kehakiman (An-nidham Al-Qadha’i)
e. organisasi ketentraman (An-nidham Al-HArby)

Selain itu juga terdapat kemajuan dari bidang arsitektur dan ilmu pengetahuan, seperti ilmu qira’at, tafsir , hadits, fiqh, nahwu, balaghah, bahkan ahli tafsir pertama hidup pada masa itu, yaitu ibnu abbas yang wafat pada tahun 68 H.

Kemunduran Bani Umayyah
Adapun kemuduran yang dialami Bani Umayyah , antaralain:
Ø ketidakstabilan pemerintahannya
Ø pelanggarn terhadap isi perjanjian dengan Hasan bin Ali
Ø terjadinya perang saudara
Ø muncul pemberontakan dimana-mana
Ø membuka peluang bagi oposisi lain Bani Umayyah yang bersekutu dengan Abu Muslim Al-khurasan.

Ada beberapa contoh yang menyababkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran:
1. system pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru (bid’ah) bagi tradisi islam yang telah menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan system pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persainganyg tidak sehat di kalangan istana.
2. latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik polotik yang terjadi di Masa Ali. Sisa-sisa syi’ah dan khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka maupun secara tersembunyi.
3. pada masa kekuasaan Bani Umayyah pertentangan etnis antara suku Arabia utara (bani qays) dan Arabia selatan (bani kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum islam makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan mawali (non arab) terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
4. lemahnya pemerintahan daulah Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah dilingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, para ulama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
5. penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan dari kaum mawali yang merasa dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umayyah . wallahu

1 komentar:

  1. Why the casino is the best casino for COVID-19 workers
    A COVID-19 outbreak in Iowa 진주 출장샵 has forced casinos to 광명 출장안마 close all slot 강릉 출장안마 machines, leaving them 삼척 출장샵 vulnerable to 동두천 출장샵 the virus. The outbreak is

    BalasHapus